Senin, 28 November 2011

Cerita Sangat Pendek: Prince Charming

Diposting oleh Unknown di 19.42

                Matahari condong 20 derajat ke barat. Ilalang-ilalang panjang rebah dilewati oleh angin sore. Panas membakar kulit, membuatku refleks untuk menutup wajah dengan ujung kerudungku yang panjang, salah satu kebiasaanku ketika panas menyengat untuk menghindari sinar ultraviolet. Dalam hati aku mengumpat sebal, mengapa aku harus hidup pada abad ke-21 dimana ketenangan hidupku terusik oleh hadirnya pemanasan global?! Mungkin kalau saja aku hidup di abad ke 18, aku bisa..
                Ah.. lagi lagi aku negative thinking.  Padahal aku mencoba untuk merubah kebiasaan burukku itu. Aku pun membuang pikiran itu jauh-jauh.
                Aku melangkah sendirian di jalan kecil yang tak memiliki nama, meski begitu, tanpa jalan ini aku tak bisa jalan ke sekolah. Sekarang langkahku mulai gontai, bawaan di tasku terlalu berat. Ingain rasanya aku membuang tas ini, sambil berharap ada yang membopongku sampai  rumah.
                Tiba-tiba terdengar bunyi klakson dibelakangku, kemudian ada seseorang menghentikan laju motornya didepanku. Ya ampun.. aku tak berpikiran akan ada yang menjemputku. Aku tak peduli siapapun dia, yang penting aku tak akan pingsan di jalan. Ku lihat wajahnya,  beeh.. itu kan Prince Charming-ku. Duh, pasti aku mimpi. Dan ternyata aku memang sedang bermimpi. Aku baru menyadari dia tak menoleh ke arahku, dan malah menoleh kearah warung di sampingnya seraya berkata, “Bang, es kelapa satu ya!” 
                Astaghfirullah..
T.T

1 komentar:

Unknown on 16 Juni 2014 pukul 19.54 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

 

Mairu! Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos